Warung Kopi

Ku abadikan dalam sebuah tulisan

Ku abadikan dalam sebuah polaroid

Ku abadikan dalam sebuah gambar bergerak

Tak lupa ku abadikan dalam hati dan pikiran

Meskipun terkadang semua itu masih saja terlupa

Ku abadikan dalam setiap tarikan nafasku

Ku abadikan dalam detak jantung dan nadiku

Ku abadikan semua bersama hidupku

Karena aku tahu

Aku bukanlah pengingat yang baik

Mungkin aku lupa

Mungkin kamu lupa

Mungkin mereka lupa

Atau mungkin kita saling melupa

Dari aku yang tak ingin melupa

-S

Akhirnya aku mampu mengistirahatkan sepatuku ini. Iya. Sepatu wedges dengan tali hitam ini telah seharian menemaniku. But today, it’s not my lucky day. Mata ku menjelajahi seluruh ruangan mencari sebuah kursi kosong. Ku rasa kursi warna merah yang berada paling ujung itu beruntung akhirnya aku pilih *hehe. Di hadapanku sudah ada tiga perempuan yang sedang berbincang lirih seraya tidak ingin mengganggu orang-orang di sekitar yang sedang terbuai dengan buku-buku mereka.

Lama sudah rasanya tidak bertemu dengan teman-temanku se-PPL. Iya, sejak kita semua mulai disibukkan dengan kegiatan KKN dan urusan kita masing-masing tentunya.

Jujur, aku merindukan kehadiran kalian, canda tawa dengan sedikit bumbu banyolan dan sindiran yang tak khayal membuat kita semua tertawa dibuatnya. Meskipun perselisihan kerap terjadi, namun kita tahu bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

Mungkin sedikit terdengar creepy tetapi seperti itulah kenyataan yang ada. Terutama bagi kalian yang mempunyai permasalahan dengan mata kalian, misalnya minus, plus, atapun silinder.

Sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya berfikir bahwa orang -orang yang memakai kacamata itu keren. Bahkan saya sempat mengoleksi beberapa kacamata yang menurut saya sesuai dengan karakter saya. Kacamata tersebut saya dapatkan dari uang tabungan saya tentunya. Namun, ada beberapa orang yang mengatakan kepada saya bahwa “kamu jangan sering memakai kacamata palsu, nanti mata kamu rusak”.

Hingga pada akhirnya